SUMEDANGKAB.GO.ID, CONGGEANG -Warga eks genangan Jatigede asal Desa Cipaku Darmaraja yang kini tinggal di Desa Cacaban Kecamatan Conggeang terpaksa harus pindah lagi menyusul lahan yang mereka tempati akan terkena proyek pembangunan Jalan Tol Cisumdawu. Salah satunya, Didin Nurhadi yang kini tinggal di Desa Cacabang, Conggeang. Ada 72 warga lainnya yang juga mengalami hal serupa seperti Didin.

"Kami tidak keberatan untuk pindah dari lokasi yang sekarang dan kamipun sadar bahwa proyek tol tidak bisa ditolak, hanya saja kami minta proses pembebasan tidak merugikan warga terutama masalah harga yang ditentukan harus sesuai dengan harga pasar yang ada," terang Didin Nurhadi, Rabu (18/3/2020).

Selain itu, ia dan dan warga lainnyapun berharap agar proses pencairan lahan yang terkena proyek pembangunan jalan tol Cisumdawu dipercepat. Pasalnya lanjut dia hal tersebut akan berpengaruh pada pembelian lahan bagi warga yang terkena dampak pembangunan tol Cisumdawu berikutnya.

Dijelaskan Didin, dulu ketika sosialisasi pembangunan Tol Cisumdawu baru dimulai dirinya bersama warga eks Jatigede lainnya hendak pindah ke tanah milik warga Cacaban di Blok Cijambe, warga pemilik tanah hanya menawarkan harga Rp 1 Juta perbata.

"Namun sekarang harganya sudah naik menjadi Rp 3,5 juta. Di sekitar Desa Cacaban sendiri sudah tidak ada harga lahan yang murah akibat pengaruh dari lamanya proses pembayaran lahan tol Cisumdawu," jelasnya.

Selain itu lanjut dia, adanya isu pembayaran tol akan besar turut mempengaruhi harga lahan yang tidak terkena Tol. Padahal belum jelas besarannya berapa sebab tim apraisal yang menentukan harga.

Dikatakan Didin, ketika nanti harus pindah ia dan masyarakat lainnya berenca pindah ke wilayah Kecamatan Buahdua mengingat lahannya masih luas, sawahnya bagus dan bidang pertanian lainnya sangat menjanjikan.***(end)

(penerbit: sumedangkab.go.id)