JATIGEDE - Selama lima tahun sejak penggenangan Jatigede, tembakau tak lagi ditanam di Desa Ciranggem, Kecamatan Jatigede. Kini, lahan tembakau bersisa puluhan hektare saja dari semua lebih dari 300an hektare. Lahan tersebut kini mulai ditanami lagi tembakau. "Petani di Ciranggem tahun ini akan memulai menekuni menanam tembakau dengan harapan bisa seperti lima tahun silam, ketika Ciranggem menjadi sentra tembakau di Sumedang," kata petani tembakau Dede Maman, Rabu (1/7/2020).

Menurut Dede, upaya ini perlu dukungan dari pemerintah daerah agar petani bisa terbantu baik dalam permodalan dan pemasaran yang lebih baik, sehingga Ciranggem kembali jadi sentra tembakau.  "Tentunya diharapkan ekonomi warga bisa meningkat meski sebelumnya menjadi warga terkena dampak bendungan Jatigede," ujarnya. 

Lahan tembakau berada di Ciranggem yang dulu mampu menjadikan area ini menjadi sentra tembakau. Desa Ciranggem berubah menjadi bendungan sekitar 60 persen wilayah desanya yang sebagian besar merupakan lahan perkebunan, pertanian dan sawah. Dede menyebutkan kini petani mencoba menanam kembali tembakau di sisa-sisa lahan yang ada, yang tidak tergenang.

Petani tembakau biasanya menjual hasil produksinya ke pabrikan di Tanjungsari,  pabrikan di Darmaraja bahkan ke luar daerah. "Dari 3000 tangkal/pohon kalau kualitas tanaman bagus bisa menghasilkan 3 kuintal daun tembakau kering siap jual. Sedangkan jika menjual daun tembakau kondisi basah berkisar Rp. 3.500/batang. Sedangkan harga per kg tembakau kering sudah dirajang atau sudah masak  sekitar Rp 50 ribu per kg," katanya.(nsa)

(penerbit: sumedangkab.go.id)