SUMEDANGKAB.GO.ID.,GEDUNG NEGARA - Pemkab Sumedang belum mengizinkan sekolah melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka, menyusul angka kasus positif Covid-19 mengalami peningkatan. Kebijakan ini setelah pihak Pemkab menerima masukan hasil kajian secara komperhensif dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, Kementerian Agama dan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

"Kami mengantongi rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia dan Kementerian Agama bahwa kesehatan dan keselamatan anak lebih penting dari peningkatan potensi dan kompetensi. Kami juga lebih mengutamakan mencegah keburukan, daripada mendapat kemanfaatan, untuk itu sekolah tatap muka tidak diizinkan dulu sebelum waktunya yang benar-benar tepat," kata Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, Kamis (12/8/2020).

Oleh karenanya, Pemkab Sumedang sudah meyiapkan 7 metode pembelajaran jarak jauh. Metode pembelajaran tersebut yakni pembelajaran secara virtual, tematik, LKS Modul, home visit, grup medsos, melalui TV dan radio, dan penugasan yang berkala dan terukur.

"Belajar masih ada alternative lain, kalau kondisi masih belum lebih baik maka bisa gunakan 7 metode pembelajaran komplementer tadi, tidak semua menggunakan kuota internet, hanya 20 persen saja yang pakai internet. Jadi kalau terkendala kuota atau jaringan internet bisa menggunakan metode lainnya," katanya.

Bupati mengatakan, metode pembelajaran tersebut sudah dijalankan sejak tahun ajaran baru pada 13 Juli 2020 lalu. Namun, terkait metode pembelajaran tersebut pihaknya masih akan melakukan evaluasi dan perbaikan terus menerus.

"Saya sudah pantau sejak dimulainya tahun ajaran baru, sudah ada di televisi, radio, dan home visit juga berjalan. Jadi pada intinya kegiatan belajar mengajar di Sumedang ini harus terus berjalan," ***(agn)

(penerbit: sumedangkab.go.id)