Penulis: Endan Dodi Kusnaedi | Editor: Vera Suciati

DISKANAK - Pemkab Sumedang melalui Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) mulai memperkenal tehnik budidaya ikan secara bioflok. Budidaya ini mulai dilakukan juga oleh masyarakah dan petani ikan satu persatu.

Kabid Perikanan Diskanak Sumedang Rudia Hadian mengatakan bioflok suatu teknik budidaya melalui rekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaat mikroorganisme yang secara langsung dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan.  Bioflok ini ditujukan untuk masyarakat yang memiliki keinginan budidaya ikan tetapi tidak memiliki kolam.

"Bioflok ini bentuknya bundar dan kolam nantinya dilapisi oleh terapal, namun tidak semua kolam yang bundar dikatakan bioflok karena budidaya ikan dengan bioflok ini menggunakan teknologi," jelas Rudi, Jumat (23/9/2022).

Menurut Rudi, yang harus diperhatikan dari budidaya ikan dengan bioflok ini adalah keseimbangan antara oksigen dan amoniak yang dihasilkan ikan, karena kalau pasokan oksigen kurang bukan tidak mungkin ikan akan mati. Sementara itu untuk ikan yang saat ini bisa dikembangkan dengan bioflok adalah lele dan nila.

Rudi menambahkan, ada tiga unsur yang harus diperhatikan sebelum memulai budidaya ikan dengan sistem bio flok yaitu probiotik, garam dan kapur dolomit. Ketiga unsur ini sebelumnya harus disebar dikolam setelah itu digenangi air dan dibiarkan 10 hari baru ditebar benih ikan. 

Lebih lanjut dikatakan Rudi untuk saat ini bioflok telah dipetkenallan hampir di semua kecamatan di Sumedang dan beberapa masyarakat telah mulai mencobanya. (*)

(penerbit: sumedangkab.go.id)