DISKOPERINDAG - Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di wilayah Sumedang masih bertahan di kisaran Rp 80-90 ribu per kilogram. Harga ini bertahan sejak awal Januari 2021. Bahkan pertengahan Januari, di sejumlah pasar, harga cabai rawit tembus hingga Rp 100 ribu per kg.

Petugas cek data harga dari Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Sumedang Ida Rosmala menyebutkan, dari lima pasar strategis Pasar Tanjungsari, Pasar Sumedang Kota, Pasar Conggeang, Pasar Buahdua dan Pasar Wado, data harga cabai rawit bertahan di kisaran harga Rp 80 ribu per kg. "Data harga yang masuk ke kami, sudah hampir 6 pekan harga cabai rawit masih tinggi," ujar Ida, Rabu (24/2/2021).

Berdasarkan keterangan dari pedagang, kata Ida, masih tingginya harga cabai rawit disebabkan karena minimnya pasokan cabai rawit baik dari petani maupun dari pasar induk. Kemungkinan terbesar, kata dia, faktor cuaca berpengaruh pada produksi cabai rawit di tingkat petani. "Dari petaninya pun kondisi cabai memang langka, karena petani tidak menanam cabai karena alasan cuaca yang bisa berdampak pada kualitas cabai," kata Ida.

Sementara itu, masih tingginya harga cabai rawit di pasaran berdampak pada pedagang makanan. Seperti pedagang gorengan, pedagang tahu dan lainnya.
Para pedagang terpaksa membatasi kebutuhan cabai rawit untuk menghemat ketersediaan cabai rawit. "Kalau pedagang tahu goreng kan biasanya sepaket harus menyediakan cabai rawit sebagai penyertanya. Karena sekarang harga (cabai rawit) mahal, kadang kami ganti dengan saus sachet," ujar Ani, pedagang tahu di sekitar Alam Sari. (agn)

(penerbit: sumedangkab.go.id)