DINAS PERTANIAN - Lahan pesawahan dan potensi pertanian di wilayah Sumedang perlahan berkurang setiap tahunnya.  Penyebab dominan karena terjadi alih fungsi seperti adanya Pembangunan Bendungan Jatigede, pembangunan Tol Cisumdawu  dan pembangunan sektor lain terutama di wilayah Barat Sumedang

Jumlah luasan yang terkena alih fungsi lahan di wilayah Sumedang sedang divalidasi oleh pihak BPS. "Wajar adanya pengurangan lahan sawah karena memang ada sejumlah pembangunan," ujar Sekretaris Dinas Pertanian Rudi Suprayogi, Senin (8/6/2020).

Ia mengatakan, data terbaru luas lahan sawah di Sumedang berdasar validasi Bapppeda seluas 31.166,8 Hektare.  Luas ini menurun karena per Agustus 2019  luasan sawah di Kab.Sumedang seluas 31.416 hektare.   "Data validnya terus kami perbaharui," katanya.

Berkurangnya lahan sawah tak lantas menurun pula produksi pangan terutama di Sumedang. Dinas Pertanian melakukan perimbangan dengan inovasi produktivitas dan peningkatan produksi pada sektor komoditas padi serta sektor pangan lainnya.  "Bahkan dari data hingga pertengahan tahun produksi pangan angkanya malah meningkat 3-4 persen. Angka ini didapat dari kompditas padi dan sektor pangan lainnya sepert komoditas palawija, sayuran buah-buahan, tanaman perkebunan," katanya.

Rudi juga menggambatkan, peningkataan kualitas produksi hasil binaan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian terjadi di wilayah lumbung pangan seperti Darmaraja, Sitiraja, Buahdua, Conggeang dan Sumedang Selatan.  “Dari hasil sementara data poduksi  padi di wilayah Sumedang yang jelas masih surplus. ketersediaan masih surplus," katanya.

Hingga kini, kata dia, dari luas tanam padi dihasilkan sekitar 548.016 ton padi. Dengan asumsi setiap 1 hektar menghasikan 6 ton padi. Alih fungsi lahan sawah dan pertanian belum terbendung karena Sumedang Belum punya Perda tentang lahan pangan berkelanjutan.  (nsa)

(penerbit: sumedangkab.go.id)