MASJID AGUNG - Panitia penyembelihan hewan kurban Masjid Agung Sumedang menggunakan bongsang tahu dan besek untuk mewadahi potongan daging kurban. Langkah ini guna menjaga kelestarian lingkungan. "Di Masjid Agung Sumedang kami menggunakan bahan yang ramah lingkungan untuk membungkus daging kurban, yaitu berupa bongsang tahu, besek, dan daun (tisuk)" kata Ketua DKM Masjid Agung, yang juga Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, saat monitoring penyembelihan hewan kurban di Masjid Agung Sumedang, Sabtu (1/8/2020).

Menurutnya, pemilihan anyaman bambu berupa bongsang dan besek adalah untuk mengurangi sampah plastik, yang tidak ramah lingkungan. Langkah ini sudah dilakukan sejak tahun 2019. "Masjid Agung mempertahankan kurban dengan wadah yang ramah lingkungan, ini kami lakukan demi menjaga kelestarian lingkungan," katanya.

Selain penggunaan bongsang tahu dan besek, panitia juga menerapkan protokol kesehatan saat penyembelihan, pemotongan, dan pendistribusian daging kurban. "Jadi protokol kesehatannya di jalankan, dan ramah lingkungan tetap dipertahankan," katanya.

Dikatakan, tahun ini ada 2000 pemohon daging kurban ke Masjid Agung Sumedang. Pendistribusian dilakukan ke rumah-rumah warga pemohon daging kurban guna mencegah kerumunan. (agn)

(penerbit: sumedangkab.go.id)