SUMEDANGKAB.GO.ID.,CIPANAS - Warga Dusun Pangaroan Desa Cipanas Kecamatan Tanjungkerta bertekad meneruskan warisan dari para leluhurnya, yakni berupa kerajinan anyaman bambu. Saat ini ada sekitar 50 orang warga Pangaroan menjadi perajin.
Kepala Dusun Pangaroan, yang juga salah seorang pengrajin anyaman bambu, Ihun mengatakan warisan leluhur tersebut harus dipertahankan agar tidak hilang dimakan zaman.
"Saya juga punya keahlian menganyam itu warisan dari orang tua, jadi sudah turun temurun dari orang tua dulu," kata Ihun, Senin (31/8/2020).
Inyaman bambu yang dibuat para pengrajin tersebut kebanyakan alat rumah tangga, seperti hihid, nyiru, cecempeh, dingkul, boboko.
Untuk satu jenis barang besar, seperti nyiru dan boboko setiap satu orang warga bisa memproduksi sebanyak tiga biji dalam sehari. Kemudian untuk jenis barang kecil seperti cecempeh, hihid dan dingkul itu bisa lebih dari tiga biji dalam sehari.
Ihun menyebutkan, untuk barang yang ukuran kecil dijual seharga Rp 15 ribu perbuah, dan ukuran besar Rp. 25 ribu perbuah. 
"Jadi selain meninggalkan warisan kerajinan anyaman, para orang tua juga meninggalkan lahan untuk membudidayakan pohon bambu supaya penerusnya tidak kesulitan untuk mencari bahan baku kerajinan bambu," ucapnya. 
Untuk pemasaran, para pengrajin menjualnya secara online, dan sisanya dititipkan di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sumedang untuk membantu dipromosikan sekaligus dijual. 
Selama ini, kata Ihun, proses pembuatan anyaman tidak mengalami kendala, termasuk ketersediaan bahan baku yakni pohon bambu. Sebab di wilayahnya masih banyak pohon bambu yang ditanam. Dengan demikian perajin bambu di Pangaroan akan tetap eksis.***(agn)

(penerbit: sumedangkab.go.id)