JATINUNGGAL - Para perajin gula merah atau gula aren di beberapa dusun di Desa Banjarsari, Kecamatan Jatinunggal, mengakui produksinya mengalami penurunan. Pasalnya bahan bakunya, yakni pohon enau atau aren agak sulit didapat. Pohon aren yang ada kini hanya ada di  tengah hutan.

Menurut beberapa orang perajin, sebelumnya,  pohon aren mudah didapat termasuk di pekarangan rumah, sehingga perajin bisa mudah mendapatkannya.  “Banyak yang ditebang, kalau yang deket kampung mah, untuk berbagai kebutuhan, akhirnya saya juga mengandalkan aren dari hutan yang lumayan jauh dari kampung,” ujar salah seorang perajin, Wahyu (45), Jumat (7/2/2020).

Dengan kondisi itu, kata Wahyu pembuatan gula aren yang biasanya dilakukan tiap hari, kini hanya tiga kali dalam seminggu.  “Ya karena nyari arennya jauh, jadi memakan waktu, biasanya tiga hari kami ngambil aren ke hutan,setelah itu baru dibuat gula,” katanya.

Menurut para perajin, dahulu, sekitar 8 tahun yang lalu, setiap orang bisa membuat gula sekitar 45 kg per minggu. “Sekarang membuat gulang paling antara 15 sampai 20 kilogram seminggu  siap jual,” kata Dedeh (37) perajin lainnya.

Kebanyakan warga Dusun Ciwalur dan dusun lainnya di Desa Banjarsari kebanyakan adalah para perajin gula aren. “Sudah jadi usaha turun temurun, kalau membuat gula mah, jadi kebanyakan keluarga disinimah mengandalkan dari tani dan membuat gula,” ujarnya.(nsa)

(penerbit: sumedangkab.go.id)