CIPANAS - Para pelaku seni Desa Cipanas Kecamatan Tanjungkerta menggelar pertunjukan Seni Genggong di objek wisata Lahuta Mulung Layung, Dusun Pangaroan Desa Cipanas, Sabtu (14/11/2020). Panitia juga menyiarkan secara live streaming pementasan ini, mengingat masih dalam masa pandemi Covid-19.

Pembina Seni Genggong Desa Cipanas, Nano Rohmana mengatakan, kini pelaku seni bisa menggelar pentas seni dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat, setelah beberapa bulan acara pagelaran seni dilarang karena pandemi Covid-19. "Sekarang kami bisa mengadakan pentas seni lagi walaupun secara daring dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sehingga seniman masih punya kesempatan di masa pandemi ini untuk tetap bisa berproses dan terus berkarya," kata Nano.

Nano menuturkan, Seni tradisional Genggong merupakan seni pertunjukan rakyat, yang diciptakan oleh sarjana seni Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung. Dalam kesenian ini dimunculkan sebuah seni yang disebut Dhireka Sora (bermacam-macam suara). "Namun pada akhirnya diganti nama menjadi genggong, karena putusan masyarakat Pangaroan, itu berdasarkan pada salah satu hewan yaitu, Jangkring Genggong, yang suaranya mendominasi di antara hewan-hewan yang lain," katanya.

Seni tradisional Genggong ini, kata Nano, merupakan seni yang perpaduan dari tiga seni diantaranya, seni musik, tari dan juga seni suara. Kemudian untuk inovasinya, dengan memanfaatkan alat-alat berbahan bambu, dan tempurung kelapa."Kami memanfaatkan bahan bambu yang ada, karena di sini merupakan kampung kerajinan bambu," ujarnya. (agn)

(penerbit: sumedangkab.go.id)