TANJUNGMEKAR - Kelompok budidaya Jamur Tiram Sohib Sukawangi, Desa Tanjungmekar, Kecamatan Tanjungmedar mampu memproduksi jarum tiram konsumsi sebanyak 2-3 kilogram per hari. Namun jumlah tersebut belum mampu memenuhi permintaan pasar yang mencapai belasan kilogram per harinya. "Kami panen sekitar 3 kilogram per hari, tapi itu belum cukup memenuhi permintaan pasar," kata Ketua Kelompok Budidaya Jamur Tiram Sohib, M. Rizki Farid, Jumat (27/11/2020).

Kelompok budidaya jamur tiram Sohib dibentuk sejak September 2019 lalu. Saat ini sudah ada sepuluh orang anggota kelompok tersebut, yang semuanya merupakan warga setempat. "Awalnya kami dapat pelatihan di BLK (Balai Latihan Kerja) Sumedang, dari situ kami dapat ilmu budidaya jamur tiram, dan sepakat membuat kelompok dengan modal awal Rp 500 ribu dari hasil patungan," katanya.

Dalam sehari kelompoknya bisa membuat 150 baglog dari 50 kilogram serbuk gergaji. Proses memasukan serbuk gergaji ke dalam baglog sendiri masih secara manual. Ada 2 varietas jamur tiram yang dibudidayakan di tempat tersebut, yakni jamur tiram putih, dan jamur tiram cokelat. "Untuk jamur tiram putih kami jual ke pasaran Rp 15 ribu per kilogram, tapi untuk perorangan harganya Rp 20 ribu per kilogram," kata dia.

Sementara jamur tiram cokelat dihargai lebih mahal, yakni Rp 25 ribu per kilogram untuk dijual ke pasar, dan Rp 30 ribu untuk pembeli perorangan. Jamu tiram cokelat lebih mahal karena tekstur dan rasanya lebih enak dari tiram putih. "Kalau keuntungan bersihnya rata-rata Rp 600 ribu per bulan," katanya. (agn)

(penerbit: sumedangkab.go.id)