DINKES - Memasuki musim penghujan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumedang menghimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai timbulnya penyakit demam berdarah dengue (DBD). 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes dr Reny Kurniawati Anton mengatakan pencegahan adalah upaya efektif guna mengantisipasi timbulnya DBD.  "Saat ini Dinkes punya program Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J)," kata Reny, Kamis (16/1/2020).

Jumantik  adalah juru pemantau jentik. Dengan adanya Jumantik di setiap rumah diharapkan keberadaan jentik-jentik yang akan berkembang menjadi nyamuk dan menjadi penyebab DBD dapat diatasi. “Kepala keluarga atau siapa saja di setiap rumah mungkin bisa menjadi jumantik,” katanya.

Menurut Reny, bulan Januari hingga Maret bahkan April saat musim hujan memang waktu-waktu dimana sering terjadi serangan DBD.  “Sehingga kalau tidak diatasi dengan kebersihan lingkungan, salah satunya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) akan menjadi masalah,” katanya.

Sebagai gambaran, terang Reny, kasus DBD di Kabupaten Sumedang setiap tahun trennya selalu mengalami kenaikan. "Tahun 2017 sebanyak 184 kasus, tahun 2018 sebanyak 408 kasus dan tahun 2019 sebanyak 670 kasus," katanya.

Adapun kasus terbanyak wilayah Puskesmas Jatinangor, Sumedang Selatan, Situ dan Cimalaka dengan penderita tertinggi pada rentang usia 15 -44 tahun. Meningkatnya kasus DBD setiap tahun selain karena lingkungan yang kurang baik juga karena sistem pendataan dan pelaporan dari tiap puskesmas saat ini sudah mulai baik. Tahun 2019 misalnya kasusnya meningkat cukup signifikan karena ini memang sistem pelaporannya sudah baik sehingga dengan demikian kita bisa cepat melakukan tindakan," katanya. (end)

 

(penerbit: sumedangkab.go.id)