SUMEDANGKAB.GO.ID, KOTA – Konvergensi penanggulangan stunting saat ini dibutuhkan untuk merapatkan barisan menyelesiakan stunting melalui intervensi sensitive. Persatuan Ahli Gisi (Persagi) Kabupaten Sumedang membutuhkan konvergensi itu agar tindakan yang dilakukan di ranah perbaikan gizi didukung penuh oleh pihak atau stakeholder lain. Pasalnya, menurut Ketua Persagi Kabupaten Sumedang Nina Triana, untuk menanggulangi stunting di Sumedang harus dengan konvergensi.

Konvergensi yang dimaksud Persagi adalah terlibatnya beberapa pihak seperti yang sedang dirintis oleh Baznas dalam Program Serbu Desa. Baznas mengambil lokasi Rancakalong sebagai sasaran programnya. Persagi diminta untuk mengintervensi bidang gizi.

“Kami sangat mengapresiasi langkah Baznas ketika meluncurkan program ini karena memang konvergen seperti inilah yang kita semua butuhkan untuk menangani stunting,” kata Nina, Senin (7/12/2019).

Nina menjelaskan, dalam program Serbu Desa yang diluncurkan Basnas beberapa waktu lalu, terdapat juga pelibatan dari stakeholder lain yang akan menangani air bersih, pemberdayaan perempuan dan penanggulangan kemiskinan.

Untuk itu, Persagi mengajak seluruh stakeholder penanganan masalah stunting untuk berkonvergen alias bergabung atau berintegrasi mengarah pada satu tujuan penyelesaian stunting di Sumedang.

“Jadi kami berinisiatif untuk mengajak seluruh stakeholder untuk konvergen, jangan masing-masing agar cepat tercapai tujuannya karena memang stunting di Sumedang itu harus diselesaikan dengan intervensi sensitif,” kata Nina.

Lebih jauh dari itu, intervensi sensitif ini diakui memang akan lebih cenderung pada intervensi gizi. Artinya, anak yang stunting itu memang gizinya kurang sehingga perlu diintervensi dari berbagai hal.***(vrs)

(penerbit: sumedangkab.go.id)