SUMEDANGKAB.GO.ID, KOTA – Penari dan pemilik Sanggal Tari Karina Maung Lugay, Ambu Karina mengungkapkan sejarah tari umbul. Tari umbul adalah tari tradisi dari rumpun rakyat. Artinya, tari ini lahir dari kalangan rakyat. Karenanya, tari ini hanya biasa dibawakan oleh rakyat untuk bersukacita, bersendagurau, atau ketika helaran digelar. Menurut Ambu Karina, karenanya, tari ini memang mengandung gerakan erotis.

“Ciri dan karakter tari rumpun rakyat itu memang begitu, ada gerakan yang menonjolkan gerakan tubuh dengan kata lain erotis yah kalau sekarang disebutnya demikian, tapi memang begitulah gerakannya, nah,” kata Ambu Karina, Jumat (27/12/2019).

Ambu menegaskan, selain tari rumpun rakyat atau disebut juga tari rakyat, ada juga tari klasik. Tari Klasik tumbuh di kalangan bangsawan atau menak. Tari ini, jelas Ambu, jelas berbeda, dengan tari rakyat. Tari menak ini tidak mengandung gerakan erotis.

“Tari umbul ini berbeda dengan jenis tari klasik seperti tari wayang, tari keurseus yang tumbuh di kalangan menak dan bangsawan,” kata Ambu.

Ambu menjelaskan, dalam tari bangsawan tidak ada gerakan oyag pare dan gerakan serupa lainnya. Tari menak itu lebih kepada lemah gemulai dan sangat minim ekspresi. Tarian menak ini hanya menampilkan keelokan, keluwesan dan kecantian seorang putri dan putra menak.

Kendati demikian, dua rumpun tari ini layak diperkenalkan kembali kepada masyarakat sebagai khazanah budaya. ***(mth)

(penerbit: sumedangkab.go.id)