CIBEUREUM KULON - Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia makin menyebabkan kualitas dan mutu pendidikan hanya jalan di tempat dan cenderung mundur. Berdasarkan beberapa penelitian, penyebab rendahnya budaya baca ini karena masyarakat Indonesia lebih suka menonton televisi (TV), mendengarkan radio, dan bergelut pada dunia maya (internet dan media sosial) dibandingkan membaca buku. Istilahnya, masyarakat Indonesia lebih suka mengunakan WhatsApp, Facebook-an atau Twitter-an dibandingkan dengan membaca buku.

Pemerintah Desa Cibeureum Kulon trus berupaya mendorong dalam menumbuhkan dan meningkatkan budaya membaca masyarakat dengan cara menyediakan secara khusus tempat yang cukup representatif untuk Perpustakaan Desa. “Di Desa Cibeureum Kulon ada Rumah Baca Motekar,” kata Penjabat Kepala Desa, Suhena.

Rumah Baca Motekar kini sudah semakin nyaman. Didesain dengan konsep lesehan karpet berwarna biru muda dan dinding berwarna kuning mengesankan suasana ruangan yang lebih cerah sehingga pengunjung lebih santai dan nyaman dalam membaca buku. “Walaupun ketersediaan buku saat ini masih terbatas, tetapi kami terus berusaha agar kedepannya koleksi bukunya  terus bertambah,” katanya.

Perpustakaan desa terus memberikan pelayanan literasi yang terbaik kepada masyarakat. “Saat ini, Rumah Baca Motekar juga terhubung dengan wifi gratis sehingga pengunjung dapat mengakses lebih luas sumber-sumber bacaan e-book secara online,” kata Suhena.

Tak hanya itu, Kedepannya pula Rumah Baca Motekar akan difasilitasi dengan berbagai macam mainan tradisional seperti congkak, ular tangga dll.  “Ini untuk mengenalkan kembali permainan-permainan tradisional yang saat ini mulai ditinggalkan oleh anak-anak,” katanya. [rtn]

(penerbit: sumedangkab.go.id)