SUMEDANGKAB.GO.ID, BUAHDUA - Bahan baku kelapa parut untuk wingko, yang diproduksi Neli Nurhasanah dari Ciranten, Buahdua, jelas harus dari kelapa muda. Rasanya selain lebih manis, juga teksturnya yang tebal ketika diparut akan lebih menghasilkan kue wingko yang empuk bercampur tepung ketan dan tepung beras. Sayangnya, bahan baku kelapa muda ini tidak selalu mudah didapat. Neli harus mencari kesana kemari untuk kelapa muda ini.
"Terkadang kalau sedang sulit mencari bahan baku kelapa muda untuk diparut rasanya sudah pusing, sementara pesanan banyak, tapi kalau agak tua saja kelapanya, maka tak akan menghasilkan kue yang empuk," kata Neli.
Maka Neli selalu berburu kelapa muda ini ke petani atau bandar kelapa. Lima tahu berbisnis produksi wingko, Neli sudah sangat tahu mana kelapa yang muda atau ngora dan mana kelapa yang tua yang cocok diambil santannya.
Neli menuturkan sebenarnya ketika memutuskan produksi wingko, memang karena banyak pohon kelapa di sekitar rumahnya, setidaknya di kecamatan terdekat. Namun, produksi yang kian meningkat juga harus membutuhkan bahan baku yang banyak. Kelapa muda memang lebih sedikit daripada kelapa tua yang banyak digunakan untuk diambil santannya.
Akan tetapi, dengan keuletaannya, beruntung selalu ada bandar-bandar kelapa yang menginformasikan stok kelapa muda.
Sementara, untuk bahan baku tepung beras dan tepung ketan dan bahan pelengkap lain, Neli memperolehnya mudah dari pasar karena tidak terlalu memerlukan kriteria khusus untuk bahan baku tersebut.
Dari bahan baku saja, Neli semakin semangat untuk produksi wingko karena peminat semakin banyak.
"Kalau kita serius usahanya, maka ada banyak pihak yang membantu terutama untuk menyediakan bahan baku terbaik,* kata Neli.
Sehingg, beruntung, Neli belum pernah mencari bahan baku ke luar kota melainkan cukup didapatkan di kecamatan Buahdua dan sekitarnya saja yang memang masih banyak pohon kelapa.***(vrs)

(penerbit: sumedangkab.go.id)