IPP - Menghadapi musim penghujan, Bupati H. Dony Ahmad Munir  meminta masyarakat Sumedang  untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengintensifkan kembali Gerakan Jumat Bersih sebagai langkah  antisipasi bencana.  

Hal tersebut disampaikan bupati dalam surat yang ditujukan kepada para Camat se-Kabupaten Sumedang perihal Kewaspadaan Memasuki Musim Hujan 2020.

Para camat diminta untuk melakukan pendataan serta pemantauan daerah rawan bencana longsor dan banjir untuk mitigasi bencana. “Masyarakat  agar tetap waspada terutama yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir serta mewaspadai pohon tumbang,” kata Bupati Dony Ahmad Munir, Jumat (3/1/2020).

Masyarakat juga diminta untuk bergotong royong dalam Gerakan Jumat Bersih dengan mengeruk saluran air, drainase dan membersihkan gorong-gorong. Surat tersebut mempertegas imbauan sebelumnya yang tertuang dalam Surat Bupati Sumedang tanggal 21 Oktober 2019 tentang Perkiraan Awal Musim Hujan 2019/2020 berdasarkan hasil Focus Group Discussion yang menyajikan prakiraan berbasis dampak dalam pengurangan risiko bencana. 

“Para camat untuk meningkatkan kewaspadaan saat musim penghujan. Kami juga siap hadir jika terjadi musibah bencana alam," ujarnya.

Menurutnya, musim penghujan kali ini lebih ekstrem dibandingkan tahun sebelumnya karena efek dari musim kemarau berkepanjangan pada Tahun 2019. "Berdasarkan Prakiraan BMKG, puncak musim penghujan berlangsung pada Bulan Januari sampai Maret 2020," tuturnya.

Untuk itu, lanjutnya, Pemerintah Kabupaten Sumedang melalui BPBD telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi musim penghujan diantaranya dengan membentuk relawan bencana di tiap kecamatan.

“Saya meminta dibentuknya Relawan Penanggulangan Bencana Kecamatan  yang anggotanya terdiri dari Karang Taruna, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, dan masayrakat umum,” katanya.

Selain di tingkat kecamatan, lanjut Herman, di setiap pondok pesantren juga akan dibentuk relawan penanggulangan bencana. “Berdasarkan hasil sosialisasi penangulangan bencana pada Raker II Forum Pondok Pesantren se-Kabupaten Sumedang pada 30 Desember 2019, disepakati bahwa di tiap pesantren akan ada relawan penanggulangan bencana,” katanya.

Dikatakan, BPBD juga melakukan koordinasi dengan berbagai pihak seperti TNI, Polri, Pol PP Damkar, PLN dan relawan untuk melakukan antisipasi menghadapi bencana yang dapat setiap saat terjadi.  “Kami juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat serta mempersiapkan segala kebutuhan untuk menghadapi bencana karena kita tidak tahu dan tidak bisa menghindar ketika bencana terjadi,” katanya. 

Dalam waktu dekat, Pemkab Sumedang juga akan menggelar Rapat Koordinasi  yang melibatkan unsur BPBD, Satpol PP, SSQR, dan leading sector lainnya terkait antisipasi menghadapi musim hujan. (humas/vrs)

(penerbit: sumedangkab.go.id)