REGOL - Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir meminta komoditas kedelai di Kabupaten Sumedang lebih banyak ditanam. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan kedelai, sebagai bahan baku pembuatan Tahu Sumedang.  "Lahan kita banyak, tapi petani kita lebih banyak yang memilih menanam jagung ketimbang kedelai," kata bupati, dalam kegiatan Coffee Morning pembangunan Galeri Tahu Sumedang, di Gedung Negara Sumedang, Selasa (5/11/2019).

Diakui, selama ini pengusaha Tahu Sumedang lebih memilih kedelai impor dari Amerika untuk bahan baku penjualan tahu.  "Kedelai Amerika lebih murah dan berkualitas," ujarnya.

Kondisi ini, kata dia, menjadi perhatian khusus Pemkab Sumedang. Karena itu, Ia mengintruksikan Dinas Pertanian Sumedang untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kedelai lokal. Bupati mengintruksikan Dinas Pertanian Sumedang agar memanfaatkan banyaknya lahan ex HGU (hak guna usaha) untuk ditanami kedelai.

Menurutnya, secara geografis wilayah Sumedang cocok ditanami kedelai. "Kebutuhan kedelai kita tinggi, sementara produksinya masih kurang. Meski Amerika lebih canggih tapi kita jangan menyerah. Banyak lahan kita terbengkalai, harus dimanfaatkan," katanya.

Saat ini, kata dia, 90 persen kebutuhan kedelai Sumedang didatangkan dari luar negeri. Ia menargetkan kedepan bisa memenuhi 60 persen kebutuhan kedelai di Sumedang. "Minimal kita kurangi impornya, jangan tergantung dari luar," ungkapnya.

Sekretaris Perhimpunan Pengusaha Tahu Sumedang (Pertasum), M. Amin Muhyidin mengakui pelaku usaha Tahu Sumedang lebih memilih kedelai impor. Sebab, kata dia, kedelai impor lebih murah dan kualitasnya lebih baik dari kedelai lokal. "Sebagai contoh saat penanganan pasca panen, kedelai Amerika itu lebih bersih, sementara kedelai lokal suka kotor, masih ada tanah, pasir," katanya.

Meski demikian, kedepan pihaknya berharap bisa menggunakan kedelai lokal hasil petani Sumedang. "Akan lebih bangga kalau kami pakai kacang kedeleai produk sendiri," ujarnya. (agn)

(penerbit: sumedangkab.go.id)