UJUNGJAYA - Kabar menggembirakan. Mangga Gedong Gincu dari Sumedang menembus pasar Moskow Rusia. Mangga Gedong Gincu sebanyak 70 persennya dipsaok dari Sumedang. Sentra mangga gedong gincu Sumedang berada di Kecamatan Jatigede, Tomo dan Ujung Jaya.

Kelompok tani mangga Gedong Gincu di Desa Palabuan, Kecamatan Ujungjaya, menjadi salah satu perintis ekspor mangga Gedong Gincu ke Rusia. Untuk memacu ekspor mangga asal Sumedang, Kementerian Pertanian akan mengalokasikan kegiatan pengembangan kawasan mangga varietas gedong gincu seluas 200 hektar pada tahun 2020.  "Sumedang khususnya kawasan sekitar Bendungan Jatigede kami nilai sangat potensial untuk pengembangan mangga gedong gincu,"  ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto,.

menurutnya, tahun depan dialokasikan 200 hektare mangga ke kawasan tersebut. "Untuk kawasan eksisting kami akan genjot ekspornya. Sesuai Grand Desain Ditjen Hortikultura, kami ingin totalitas dalam mendesain kawasan buah yang didanai APBN. Tidak lagi model kecil-kecil atau sekedar pemerataan, tapi fokus di kawasan tertentu yang memiliki agroklimat sesuai. Sumedang punya potensi tersebut," ujar Prihasto. 

Untuk mendukung akselerasi ekspor mangga gedong gincu, Prihasto akan mengoptimalkan penataan kawasan, perbaikan pascapanen dan memperkuat diplomasi perdagangan. Pihaknya juga akan memberdayakan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di kecamatan-kecamatan sentra mangga gedong gincu untuk menjadi ujung tombak pengembangan kawasan Mangga Gedong gincu. "Untuk tahap awal Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Jatigede akan didorong menjadi Komando Strategis Pertanian (Kostratani) berbasis Mangga Gedong Gincu. "Gerakan 3 kali ekspor atau Gratieks serta Kostratani adalah program Pak Menteri Syahrul Yasin Limpo untuk memacu kinerja ekspor serta mengkonsolidasikan potensi dan data pertanian mulai dari level kecamatan hingga pusat," katanya.

Penggagas ekspor mangga gedong gincu, Supian menceritakan dirinya mula-mula hanya coba-coba dengan menenteng mangga gedong gincu dari Sumedang saat tugas belajar di Rusia. "Awalnya hanya untuk tentengan oleh-oleh. Ternyata sambutan konsumen di Rusia sangat luar biasa. Akhirnya saya berpikir kenapa tidak ekspor sekalian dalam jumlah banyak. Alhamdulillah saat ini mangga Gedong Gincu sudah mulai banyak dijual di pasar Moskow dan negara-negara sekitar Rusia,” kata Supian asal Kampung Bojongterong, Desa Palabuan, Kecamatan Ujungjaya yang sempat studi S2 di Rusia .

"Harga eceran di Rusia sangat bagus, mencapai 850-900 rubel atau Rp 187-198 ribu per kilogram. Mangga Gedong Gincu yang dikirim ke Rusia dipilih yang dalam kondisi setengah matang. Saat sampai Rusia mangga sudah matang dan siap disantap. Mangga dikirim dari Jatigede, "  katamya.

Bupati Dony Ahmad Munir mengaku antusias dengan semakin banyaknya permintaan mangga gedong gincu asal Sumedang di Rusia. “Pak Dubes (Wahid Supriyadi, Dubes RI untuk Federasi Rusia),  sempat melihat mangga asal Sumedang itu langsung di gudang milik buyer. Respons pak Dubes sangat baik, beliau langsung promosikan mangga gedong gincu Sumedang. Sejak itu permintaan mangga gedong meningkat," kata Dony.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang, H. Amim mengaku siap mendukung upaya Kementerian Pertanian meningkatkan produksi dan melipatgandakan ekspor. "Andalan Sumedang diantaranya Mangga Gedong gincu, Alpokat Keju, Ubi Cilembu dan Kopi. Komoditas tersebut semuanya sudah bisa ekspor. Kami siap mendukung penuh program Pak Menteri Syahrul Yasin Limpo bersinergi melipatgandakan ekspornya," kata Amim. 

Pelaku bisnis mangga, Inta, menyebut mangga gedong gincu asal Sumedang sudah lama mengisi pasar modern bahkan menembus pasar ekspor seperti Timur Tengah, Eropa dan Rusia. "Kompetitor mangga Indonesia adalah Meksiko, Thailand dan India. Ada peluang besar saat memasuki musim dingin di Eropa. Sumedang menjadi daerah pertama yang menerapkan teknologi offseason, tapi sayang serangan lalat buah sangat tinggi. Kami sedang memproses sertifikasi halal untuk mangga gedong gincu. Sertifikat halal tersebut bisa menjadi keunggulan bagi mangga kita, negara lain seperti Thailand dan Vietnam tidak punya," kata Inta.

Berdasarkan catatan BPS, jumlah tanaman mangga yang sudah menghasilkan di Kabupaten Sumedang mencapai 341 ribu batang atau setara 3.410 hektar dengan produksi sekitar 74 ribu ton setahun. Angka produksi tersebut menempatkan Sumedang sebagai produsen mangga terbesar ke-4 di Indonesia setelah Pasuruan, Kediri dan Indramayu. Sebagian besar jenis mangga yang dikembangkan adalah gedong gincu dengan waktu musim panen puncak antara bulan Juli hingga Oktober.. [humas setda)

(penerbit: sumedangkab.go.id)