JATIGEDE- Petani di Desa Jemah, Cipicung, Cintajaya, dan Cisampih, Kecamatan Jatigede masih menanam komoditas kacang gondolo. Komoditas ini sempat menjadi komoditas unggulan di Kecamatan Jatigede.  “Sebenarnya pada bulan Oktober dan November seperti ini sudah memasuki masa tanam kacang gondolo. Tapi karena hujan belum turun, kami juga belum menanam karena kacang gondolo membutuhkan air yang banyak,” ujar salah seorang petani di Cisampih, Romli Hidayat, Kamis (7/11).

Biasanya ratusan hektare tegalan di areal beberapa desa tersebut sudah menjadi kewajiban ditanami kacang gondolo. Dari komoditas ini petani di Jatigede mendapatkan penghasilan yang lumayan selain dari komoditas mangga gedong gincu. Dalam pemeliharaan saat tanam, petani cukup memberikan pupuk kandang. “Jadi tidak usah mengeluarkan biaya terlalu banyak,” katanya.

Menurut para petani,  saat musim panen yang jatuh pada Bulan Februari sampai April, petani bisa menghasilkan 10 ton kacang gondolo dari areal lahan 1 hektare. Kacang yang sudah di panen, biasanya ada yang dikeringkan dan ada yang langsung dijual basah.

Untuk pasar sendiri, petani menjual hasil panennya ke daerah Majalengka, Indramayu dan Cirebon.  Kacang gondolo merupakan jenis umbi-umbian yang memiliki daging yang empuk, rasanya yang enak dan katanya sebagai obat tahan sakit,serta warna ungu kecoklatan menjadi panganan tradisional yang nikmat dan legit rasanya. Lebih cocok menjadi panganan pendamping bajigur atau kopi. (nsa)

(penerbit: sumedangkab.go.id)