SUMEDANGKAB.GO.ID, GN - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan seluruh organisasi profesi tenaga medis lainnya serta Tim Penggerak PKK Sumedang berbahagia karena stunting di Sumedang perlahan menurun jumlahnya. Semula, Sumedang masuk dalam kabupaten dengan kasus stunting tinggi di Jawa Barat dan Nasional. Tercatat ada 10 wilayah kecamatan yang terdapat di kondisi stunting.
"Kini perlahan stunting menurun berkat kerja keras semua pihak, karena memang untuk menurunkan jumlah stunting itu tidak mudah, perlu ada banyak usaha dan pendekatan terhadap anak dan keluarganya sehingga memang junlahnya perlahan menurun," kata Ketua Panitia Forum Ilmiah bertajuk Cegah Stunting itu Penting, Uyu Wahyudin, dalam rangka Hari Kesehatan Nasional 2019 di Gedung Negara, Sabtu (30/11/2019).
Salam forum ini sejumlah kader dipersilakan menceritakan pengalamannya dalam mencegah dan menanggulangi stunting. Beberapa diantaranya memang jumlahnya menurun. Seperti yang disampaikan Dedeh Sumarni, kader dari Kampung Dibilang, Desa Cisarua, Kecamatan Cisarua. 
"Pada 2015 itu ada 6 anak stunting berdasarkan penelitian, survey dan pemeriksaan pemeriksaan dari posyandu, namun kini jumlahnya berkurang 2 orang jadi sisa 4 anak stunting, jadi saya bahagia sekali terhadap capaian itu" kata Dedeh sumringah.
Begitu juga desa lainnya yang memang tercatat mempunyai data  anak stunting seperti Desa Cimarga, Desa Malaka, Desa Ungkal, Desa Mekarsari, Desa Cijeruk, Desa Cilembu, Desa Mekarbakti, Desa Sukahayu, Desa Margamukti dan Desa Kebon Kalapa.
Itu membenarkan kondisi stunting perlahan dapat diatasi. Targetnya kondisi turun sebanyak 70 persen di tahun 2023.
Kader lainnya juga menyampaikan hal yang sama. Penanganan kader secara teknis memang banyak dilakukan kader yang sudah bisa mendekati masyarakat. Namun, para kader juga mengapreasiasi kinerja dokter dan lembaga puskesmas yang dapat mengendalikan stunting di wilayahnya.*(vrs)

(penerbit: sumedangkab.go.id)