SUMEDANGKAB.GO.ID, KOTA – Ketua Persatua Ahli Gizi (Persagi) Indonesia DR Dr. Entos Zainal, SP, MPHM yang hadir di Sumedang beberapa waktu lalu mengatakan stunting sudah ada dari dulu. Istilahnya tentu berbeda sehingga nama stunting itu sendiri baru dikenal  baik oleh pemerintahan dan public pada tahun-tahun ini saja. Seingatnya, di dunia nutritions stunting sudah lama dikenal oleh para ahli gizi namun belum diperkenalkan istilahnya ke khalayak. Stunting memang erat kaitannya dengan mall gizi pada seorang anak.

“Dulu itu, istilah stunting dikenal dengan sebutan ukur tinggi badan anak, jadi memang kegiatan ini sudha ada dari dulu di dunia medis, namun ketika tingginya kurang atau kecil, belum menjadi masalah karena analisis dampaknya belum disadari oleh banyak pihak,” kata Dr. Entos saat memberikan materi tentang Orientasi Konvergensi Stunting pada Stakeholder di Kabupaten Sumedang beberapa waktu lalu.

Menurut Dr. Entos, para ahli gizi sudah menyadari ketika tinggi badan anak tidak sampai pada semestinya maka akan dalam kondisi kekurangan gizi. Akan tetapi, lingkungan belum mau tersadarkan dengan kondisi kurang gizi itu sendiri. Menyusul, pola gizi saat ini belum terlalu tren. Begitu pula dengan pentingnya ASI juga belum terlalu dipahami.

“Yang ada dulu itu adalah bagaimana membeli susu formula mahal dan bagaimana anak kenyang, makan banyak dan anak diam, tidak rewel,” kata Dr. Entos.

Padahal, lanjut ia, permasalahan kurangnay tinggi badan sudah menjadi masalah. Namun, semakin kekinian, masalah yang sudah mengemuka di Indonesia tidak dapat ditanggulangi dengan satu faktor medis saja melainkan banyak faktor. Entos menegaskan, hal inilah yang belum disadari, bahkan oleh pemerintah, bahkan ini perlu penanganan sensitif.***(vrs)

(penerbit: sumedangkab.go.id)