DARMARAJA - Budaya, seni tradisional dan etnik Darmaraja harus digaungkan kembali.  Sejak tergenangnya sebagian wilayah Darmaraja, seperti wilayah Cipaku dan Leuwihideung oleh Bendungan Jatigede gaung budaya dan seni tradisional Darmaraja agak meredup.

"Cipaku dan Leuwihideung adalah wilayah yang memiliki historis tinggi untuk Sumedang. Dulu rutin acara bidaya digelar di dua wilayah itu," ujar Hadi Barkah dari Komunitas Masyarakat Adat Darmaraja (Madara), Minggu (5/1/2020).

Menurutnya, guna menggaungkan kembali sejarah budaya Darmaraja, perlu adanya event yang bisa mewadahi atau menunjukan kembali pelestarian budaya yang mulai redup. Seperti festival budaya atau acara yang bersentuhan dengan kearifan lokal.  Untuk  mengangkat kembali khasanah budaya Darmaraja perlu diinisiasi oleh berbagai elemen. "Mengingat Darmaraja itu cikal bakal Sumedang makanya jangan sampai nilai histori ini meredup," katanya.

Hadi menyatakan, banyak acara ritual yang dulu kerap digelar di Darmaraja seperti Ritual Mulud Tembong Agung, Ngalokat Cimanuk, Sapeuting di Darmaraja dan lainnya.  "Dalam waktu dekat kami juga berencana untuk membuat event budaya. Tujuannya ya untuk pelestarian budaya dan menunjang wisata budaya Sumedang," katanya. (nsa)

(penerbit: sumedangkab.go.id)