Penulis : Deddi Rustandi | Editor : Deddi Rustandi

JATIGEDE -  Membangun kawasan Bendungan Jatigede adalah utang moral pemerintah.  Bendungan Jatigede merupakan proyek strategis nasional yang membuat warga Jatigede lebih banyak berkorban. Mereka harus meninggalkan kampung dan direlokasi.

Mamfaat bendungan jatigede  lebih banyak dinikmati warga di kabupaten sekitar, bahkan negara secara umum. “Pemprov Jawa Barat dan Pemkab Sumedang hadir   untuk meningkatkan ekonomi bagi warga sekitar Bendungan Jatigede,” kata Bupati Dony Ahmad Munir.

Menurutnya, dengan membangun industri pariwisata di kawasan bendungan bisa mendongkrak ekonomi warga sekitar bendungan. “Agar penerima manfaat terbesar dalam kemajuan itu nantinya adalah warga sekitar bendungan dan Sumedang. Sebab, merekalah yang banyak berkorban ketika infrastruktur itu dibangun,” katanya.

Pemkab Sumedang dan Pemprov Jabar membangun Menara Kujang Sapasang di Panenjoan, Desa Jemah, Bendungan Jatigede. Dipilih Kujang karena Kujang adalah senjata tradisional khas jawa barat yang mencerminkan suku Sunda. Di masa lalu kujang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sunda karena fungsinya sebagai peralatan pertanian. Dengan perkembangan kemajuan, teknologi, budaya, sosial dan ekonomi masyarakat Sunda.

Kujang pun mengalami perkembangan dan pergeseran bentuk, fungsi dan makna. Dari sebuah peralatan pertanian, kujang berkembang menjadi sebuah benda yang memiliki karakter tersendiri dan cenderung menjadi senjata yang bernilai simbolik dan sacral.

Kujang  merupakan  senjata estetis  yang  dibentuk  dengan  ukiran  unik  dan  indah, kujang  bisa  disebut sebagai bentuk karya seni. “Makna filosofis kujang terkait erat dengan filosofi kehidupan masyarakat Sunda. Yang mengedepankan nilai-nilai  kebersamaan,  kejujuran, dan  keterbukaan,” kata bupati.

Kujang dianggap sebagai lambang kebenaran, keadilan, dan keberanian. Memupuk sikap keberanian.  kita dapat memetik makna ini dengan memupuk sikap keberanian dalam menghadapi tantangan hidup.  Selalu dapat memecahkan masalah yang ada dan mengatasi rintangan yang dihadapi. “Menghargai tradisi dan budaya kujang sudah menjadi  salah satu simbol budaya Jawa Barat.  Menara Kujang Sapasang, monumen untuk menghargai tradisi dan budaya di sekitar kita. Dengan cara ini, kita dapat menjaga kelestarian budaya dan warisan nenek moyang kita,” katanya. [*]

(penerbit: sumedangkab.go.id)