DISPARBUDPORA –Kepala Bidang Ekonomi Kreatif pada Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Disparbudpora Kabupaten Sumedang, Arif Junaedi, mengatakan, ada 17 sub sektor ekraf yang bisa dikembangkan oleh masyarakat untuk membangun kembali pondasi ekonomi.

"Ekonomi kreatif yang terdiri dari 17 sub sektor memungkinkan akan jadi peluang dan pilar ekonomi Sumedang pada khususnya dan nasional pada umumnya. Ekraf, bahkan di beberapa negara sudah jadi pilar utama ekonomi," ujar Arif, Senin (4/10/2021)

Setelah dirinya, mengamati perkembangan ekraf di Sumedang, ternyata mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja dibandingkan dari sektor lainnya.

"Salah satu contohnya dari sektor kriya, dimana pada masa pandemi banyak kebutuhan-kebutuhan yang diproduksi oleh pelaku ekraf," katanya seraya menyebutkan diperlukan dukungan dari semua pihak, terutama pegiat usaha dan tentunya pemerintah daerah.

"Saat pandemi untuk beberapa sub sektor memang ada yang produksinya meningkat, untuk beberapa sektor lain memang ada yang terganggu juga. Tapi dengan kreativitas yang tinggi sejumlah pelaku ekraf mampu mencari jalan untuk bangkit. Contoh, muncul kreativitas baru mereka seperti membuat masker dan aksesoris lainnya yang memang dibutuhkan pada masa pandemi," ujarnya.

Arif mengakui, ada sejumlah kendala dalam mengembangkan sektor ekraf, seperti kekurangan pahaman beberapa stakeholder yang menganggap bahwa ekraf itu sebatas kuliner dan kriya. Kendala lain, masih minimnya anggaran untuk pengembangan ekraf itu sendiri.

Jumlah usaha ekonomi kreatif (ekraf) yang sudah tergabung dalam aplikasi mobile buatan Kementerian Ekonomi Kreatif baru sebanyak 5.529 usaha. Kabpaten Sumedang berkontribusi sebanyak 1,75 persen dari pelaku ekraf tersebut. Namun, jumlah seluruh usaha ekraf di Jawa Barat mencapai 1.504.103 usaha. Jadi masih banyak pelaku ekraf yang belum tergabung dengan BISMA atau  Bekraf Information System on Mobile Application. (agn)

(penerbit: sumedangkab.go.id)