MEKARJAYA -Perajin bata merah hingga saat ini masih dapat meraup untung, meski kini banyak dinding rumah terbuat dari batako. Seperti perajin bata di Desa Mekarjaya, Kecamatan Sumedang Utara yang digeluti Juju (58).

"Produksi bata merah masih berjalan dan untungnya masih cukup lumayan di tengah pandemi yang kini banyak pekerjaan terdampak," kata Juju, Mingguan (4/7/2021).

Menurut Juju, walaupun sekarang sudah ada bahan dinding rumah yang lebih praktis namun tidak mengurangi akan permintaan bata merah. Permintaan pun cukup banyak dan pembeli harus antri dan pesan terlebih dahulu kalau mau membeli bata merah dati dirinya. Bahkan, Juju tak jarang harus mengirim bata merah sekitar 8000 hingga 10.000 buah kepada konsumen atau untuk bangunan satu rumah.

Diakui Juju menggeluti usaha membuat bata merah memang telah puluhan tahun, dan sejauh jni bata merah yang dibuat selalu habis. Harga bata merah pun memang relatif stabil kalaupun ada kenaikan tidak terlalu besar dan saat ini ia menjual bata merah Rp 700 per buah di Lio.

"Kalau digeluti secara tekun membuat bata merah memang cukup menguntungkan apalagi kalau tanah sebagai bahan baku pembuatan bata adalah milik sendiri," ujarnya.

Hanya saja saat ini lanjut dia yang menjadi kendala saat ini adalah sekam.untuk membakar bata merah, selain harganya mulai mahal juga sudah mukai sulit di dapat.

"Dulu sekam bisa gratis minta ke pabrik penggilingan padi, namun sekarang sejak ramai berdiri peternakan ayam, sekam jadi ada harganya," jelas Juju. (edk)

(penerbit: sumedangkab.go.id)