Reporter : M Thoriq   I   Editor : De Rustandi

KOTA – Peserta West Java Paragliding World Championship 2019 dijamin betah di Sumedang karena Sumedang memiliki banyak destinasi. Baik destinasi wisata alam, budaya dan sejarah, hingga buatan.  West Java Paragliding World Championship 2019 digelar 22-28 Oktober. Lokasinya di Batudua yang masuk kawasan Gunung Lingga, Cisitu, Sumedang, Jawa Barat. Batudua cukup populer sebagai destinasi wisata dirgantara. Destinasi ini pernah menjadi venue Pra Piala Dunia XC Paragliding 2013 dan Cabor Paralayang PON XIX 2016.
 
“Kami siap membuat kesan positif di West Java Paragliding World Championship 2019. Destinasi di Sumedang pasti membuat enjoy peserta dan wisatawan. Alam dan budaya hingga destinasi buatan di sini sangat eksotis. Berbagai pesiapan di Batudua bahkan sudah maksimal,” kata Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, Selasa (23/10/2019).

West Java Paragliding World Championship 2019 diikuti 160 peserta dari 23 negara. Mereka datang dari Asia, Eropa, hingga Amerika. Dua kelas yang dipertandingkan, accuracy atau ketepatan mendarat dan Cross Country atau lintas alam. Even ditutup dengan Paragliding Festival (Fun Fly juga Culture Festival).  “Sumedang akan menjadi destinasi komplit bagi West Java Paragliding World Championship 2019. Ada banyak destinasi eksotis yang bisa diekplorasi oleh peserta bahkan pengunjung umum. Siapapun pasti akan terkesan saat berada di Batudua. Selain udaranya segar, view destinasi ini sangat indah,” kata Dony lagi.

Batudua berada di ketinggian 930 mdpl, Batudua pun menawarkan pemandangan indah dengan background Waduk Jatigede. Selain hamparan birunya air, wisatawan juga bisa menikmati beragam view indah pulau-pulau di Bendungan Jatigede.  Destinasi Batudua juga mudah dijangkau karena berada di poros jalan raya Sumedang-Wado.
 
Ada banyak value yang ditawarkan Sumedang. Mereka memiliki banyak destinasi alam yang luar biasa. Batudua dan Puncak Damar Jatigede menjadi rekomendasi ideal untuk bersantai. Sumedang juga memiliki destinasi wisata budaya dan sejarah. Beberapa destinasi yang bisa dieksplorasi diantaranya Museum Prabu Geusan Ulun. Ada banyak koleksi dengan nilai sejarah tinggi di sini. Ada Meriam Kalantaka peninggalan Belanda (1656). Gamelan Panglipur peninggalan Pangeran Rangga Gede (1625-1633) jadi koleksi tua lainnya.
 
Ada juga Gamelan Pangasih peninggalan Pangeran Kornel dengan tahun 1791-1828. Koleksi galeman tua lainnya adalah Sari Arum. Gamelan ini peninggalan Pangeran Sugih pada 1836-1882. Koleksi Museum Prabu Geusan Ulun dilengkapi tempat tidur Pangeran Kornel dan beragam busana kebesaran Sunda di masa silam. 

Selain itu, Sumedang memiliki Masjid Agung, Kuda Renggong, Ngalaksa, dan Mahkota Binokasih.  Koleksi gamelan tua tersebut tetap terjaga keasliannya. Selain alam, destinasi budaya dan sejarah di Sumedang sangat beragam.  Yang jelas, semuanya sangat menginspirasi. Destinasi wisata Sumedang semakin komplit dengan tiga destinasi buatan. Ada Kampung Toga dengan beragam fasilitas uji ketangkasannya. Selain fasilitas outbond tersebut, Kampung Toga pun menawarkana drenali melalui Paralayang dan Gantole. Alternatif lain, Kampung Karuhun.

Destinasi wisata buatan Sumedang semakin lengkap dengan Kampung Ciherang.  Sumedang memiliki beragam spot olahraga dirgantara. Semuanya menarik dan menantang. Melayang di udara merupakan cara terbaik menikmati keindahan Sumedang. Kawasan ini spot libur terbaik karena didukung amenitas luar biasa. Ada 6 hotel berbintang dan 17 non bintang. Aksesibilitas mudah dengan dukungan Bandara Kertajati.

Dengan paket lengkapnya, Sumedang pun menjadi destinasi utama rujukan wisatawan. Pergerakannya kompetitif. Pada 2018, pergerakan wisman di Sumedang mencapai 3.400 orang. Untuk wisnusnya 428,2 ribu orang. Setahun sebelumnya, pergerakan wisman sekitar 3.395 orang dan 427,1 ribu wisnus. Saat ini Sumedang menargetkan kunjungan 25 ribu wisman dan 750 Ribu wisnus di sepanjang 2019. []

(penerbit: sumedangkab.go.id)