Di bulan pertama Tahun 2020, para pejabat dan pegawai di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Sumedang, Rabu (22/1/2020), mengikuti kegiatan Taklim Aparatur yang digelar di Pendopo IPP setelah sebelumnya mengikuti apel pagi.

Acara rutinan yang digelar saat itu dibuka oleh Sekretaris Daerah Herman Suryatman dengan menghadirkan Ustaz Rahwan Sanusi selaku penceramah dengan tema Ibadah.

Pada kesembata tersebut, Sekda Herman berharap dengan diperbanyaknya kegiatan keagamaan di lingkungan para aparatur, akan mampu meningkatkan kualitas hidup dan kualitas kinerja para pegawai, khususnya di lingkup Setda. "Kita bekerja tidak hanya berorientasi hasil tetapi juga insya alloh berbasis spiritual sehingga apa yang kita lakukan menjadi ibadah yang semata-mata mencari ridho Allah," ujarnya.

Ia juga tidak mengharapkan taklim aparatur tidak terjebak oleh dogma (agama.red) semata tetapi harus bersifat implementatif sehingga bisa diaktualisasikan dalam keseharian, khususnya di lingkungan kerja. "Jadi harus ada perbedaan (antara) sebelum mengikuti taklim dan sesudah mengikuti taklim. Paling tidak dari sisi spiritual," ucapnya.

Ia mencontohkan, bahwa banyak perintah dan dalil untuk menjaga kebersihan, namun kenyataannya masih banyak umat yang mengabaikannya. Begitu juga dengan perintah untuk bersiap-siap melanjutkan pekerjaan dimana telah menuntaskan suatu pekerjaan, faktanya selalu tidak dikerjakan. "Saya kira Kalam Ilahi sudah jelas dan tegas, tinggal bagaimana kita mengeksekusinya sehingga bermanfaat bagi keseharian maupun jangka panjang," tuturnya.

Sementara itu, Ustaz Rahwan Sanusi menyampaikan bahwa banyak orang yang keliru dengan menganggap ibadah itu hanya sebatas perintah salat, puasa, haji, atau ibadah lainnya yang bersifat. Padahal, menurutnya masih banyak hal lainnya yang bisa menarik pahala jika diniati ibadah. "Ibadah itu ada yang bersifat mahdoh yang berdasarkan dalil perintah, langsung dicontohkan Rasul, bersifat suprarasional dan asasnya ketaatan, contohnya salat, puasa, zakat dan lainnya. Ada juga yang bersifat ghoir mahdoh yakni bersifat sebaliknya asal diniati dengan ibadah," jelasnya. 

Oleh karena itu, ia mengajak jemaah agar segala sesuatu yang dilakukan diniatkan untuk ibadah, dimana ibadah harus didasarkan keimanan, termasuk ketika berkerja. "Syarat diterima amal ibadah adalah iman. Oleh karena itu, orang yang beramal tetapi tidak beriman hanya akan dibalas di dunia saja. Namun tidak akan berarti di akhirat kelak," ujarnya.

Ia pun menanggapi pertanyaan salah satu jemaah tentang bagaimana mengatasi menurunnya frekuensi ibadah karena menurunnya iman. "Ketika iman naik, produktivitas ibadah pun turut naik. Begitu pula sebaliknya. Agar tetap stabil maka jangan pernah berhenti tolabul 'ilmi dan sering berkumpul dengan ulama," tukasnya.

(penerbit: sumedangkab.go.id)