SUMEDANGKAB.GO.ID, KOTA – Data makro ekonomi Kabupaten Sumedang menunjukan ketimpangan antara penduduk kaya dan miskin di Sumedang semakin jauh perbedaannya. Artinya penduduk miskin makin miskin, begitu juga penduduk kaya yang makin kaya. Sebenarnya buat apa saja penghasilan dari masing-masing dua kelompok penduduk yang dibedakan untuk mengetahui jarak ketimpangan ini. Yuk intip datanya dari Data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dirilis BPS Sumedang dalam produknya yaitu Sumedang Dalam Angka Tahun 2018.

Data Susenas 2017 menunjukan bahwa dari pengeluaran rata-rata perkapita sebulan Kabupaten Sumedang terlihat komoditi yang menyumbang pengeluaran terbesar untuk kelompok makanan adalah makanan dan minuman jadi sebesar 35,80 persen, tembakau dan sirih 13,57 persen, kemudian diikuti padi-padian sebesar 14,25 persen. Sedangkan untuk kelompok bukan makanan besar dipengaruhi oleh pengeluaran untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga sebesar 49,13 persen, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa 24,41 persen, dan kemudian pengeluaran untuk barang tahan lama sebesar 10,71 persen.

Dari data ini dijelaskan BPS bahwa makanan dan minuman jadi adalah segala bentuk makanan dan atau minuman yang dibeli dari luar, baik itu makanan pokok atau pengganti makanan pokok. Sedangkan tembakau dan sirih adalah nama lain dari rokok. Padi-padian adalah untuk komoditi beras.***(vrs)

(penerbit: sumedangkab.go.id)